NTP Januari 2016
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
Abstraksi
- Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016, NTP sebesar 98,06 mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,79 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,86 persen.
- Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Hortikultura sebesar 0,36 persen, Perikanan sebesar 0,44 persen, dan Peternakan sebesar 1,22 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami peningkatan yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,57 persen dan Tanaman Pangan sebesar 0,23 persen.
- Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Januari 2016 meningkat sebesar 0,79 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada 3 subsektor yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,41 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,27 persen, dan Hortikultura sebesar 0,57 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan yaitu Perikanan sebesar 0,45 persen dan Peternakan sebesar 0,50 persen.
- Pada bulan Januari 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 120,00 menjadi 121,03. Peningkatan Ib terjadi pada 4 subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 1,04 persen dan terendah terjadi pada subsektor Peternakan sebesar 0,72 persen, sedangkan subsector yang mengalami penurunan adalah subsector Perikanan sebesar 0,01 persen.
- Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP Januari 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 12 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 21 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Maluku sebesar 0,92 persen, diikuti Sulawesi Utara sebesar 0,86 persen, serta Riau sebesar 0,66 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 1,22 persen, Papua Barat sebesar 1,20 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,97 persen.
- Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 terjadi Inflasi di pedesaan sebesar 1,06 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 122,13 pada bulan Desember 2015 menjadi 123,42 pada bulan Januari 2016.
- Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Januari 2016 disebabkan oleh naiknya kelompok Bahan Makanan naik sebesar 2,08 persen, diikuti Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau sebesar 1,14 persen, Kesehatan sebesar 1,02 persen, Perumahan sebesar 0,33 persen, dan Pendidikan, Rekreasi, & Olah Raga sebesar 0,07 persen, sedangkan Sandang dan Transportasi & Komunikasi masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dan 1,87 persen.
- Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Januari 2016, 10 Provinsi mengalami Inflasi. Provinsi yang mengalami Inflasi tertinggi yaitu Aceh sebesar 1,06 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 0,63 persen dan Riau sebesar 0,59 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Jambi sebesar 0,04 persen.
- Selama Januari 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,28 persen dan kualitas GKR naik sebesar 1,72 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Januari 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,45 persen sedangkan kualitas GKR naik sebesar 1,68 persen.
- Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Januari 2016 naik sebesar Rp 14,63 per kg menjadi 5.196,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.175,00 per Kg.